Kian ramai dibahas dijejaring sosial media tentang pernyataan calon Bupati Muna nomor urut 1 Drs. H. Bachrun, M.Si. di acara debat publik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada Muna) malam lalu.
Pernyataan Plt Bupati Muna yang sedang cuti kampanye itu, tentang Optimisme dan Pesimisme seorang pemimpin.
Calon Bupati petahana tersebut berkemuka disaat sesi tanya jawab antar kandidat. Dikesempatan itu, Bachrun sedang debat dengan calon Bupati nomor urut 2 LM. Rajiun Tumada.
Seperti diketahui, Rajiun Tumada memaparkan banyak hal untuk perbaikan Muna. Menuntaskan pembangunan infrastruktur disemua wilayah, mengatasi angka pengangguran yang tinggi dan menurunkan kemiskinan.
Bachrun bertanya kepada mantan Bupati Muna Barat itu, "Dengan cara apa saudara mau melakukan banyak hal ditengah ruang viskal kita yang sempit?? Rajiun menjelaskan dengan panjang lebar. Kata dia, "bisa" seperti yang pernah saya lakukan di Muna Barat. Di Muna kami sudah punya hitungan-hitungan.
Penjelasan Rajiun Tumada dipandang tidak rasional dan berlebihan oleh Bachrun. Keluarlah kalimat "Pemimpin tidak boleh optimis, pemimpin itu harus pesimis"Dua suku kata yang berlawanan itu akhirnya ramai dicibir diruang publik, bahkan jadi bahan tertawaan lawan politiknya. Bachrun bukan orang yang pantas di remehkan, pengalamannya menjadi pemimpin tidak diragukan lagi.
Bachrun memang cerdas diatas rata-rata. Sekarang mari kita uji dua kata yang ia ucapkan (Optimis dan Pesimis).
Optimisme adalah sebutan untuk sifat kepribadian yang ditunjukkan oleh orang-orang yang cenderung mengharapkan hal-hal baik akan terjadi di masa depan. Sedangkan Pesimisme adalah merupakan sikap antisipasi seseorang bahwa hal-hal buruk akan terjadi.
Baik, lebih lanjut kita akan ulas. Bahwa ini tentang Muna, usianya berdiri sudah lebih dari setengah abad. Tidak sedikit pemimpin berganti, dari Orde baru hingga reformasi. Masalahnya, Muna masih terbelakang. Padahal, pemimpin sebelumnya selalu Optimis Muna akan jauh berkembang. Faktanya, sama sekali tidak.
Mengapa pemimpin tidak boleh terlalu optimis?? Bachrun memang bukan orang sembarangan. Melihat terjemahan lebih luas, orang yang terlalu optimis adalah sifat orang melihat dirinya sudah sempurna. Sehingga menutup ruang untuk bisa lebih baik lagi.
Orang yang berlebihan atau optimisme juga merasa tidak perlu belajar lagi untuk meningkatkan pengetahuan. Optimisme berlebihan sangat berbahaya, apalagi seorang pemimpin.
Lantas bagaimana dengan sikap pesimis?? Pesimis dapat memiliki beberapa dampak positif, seperti:
- Siap menghadapi masa sulit: Orang yang pesimis cenderung lebih siap menghadapi masa-masa sulit dan menghindari risiko yang diabaikan orang yang lebih optimis.
- Mampu mengantisipasi hal buruk: Orang pesimis cenderung memikirkan langkah-langkah pencegahan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
- Terhindar dari rasa cemas berlebih: Orang pesimis cenderung terlindungi dari rasa cemas berlebih.
- Mampu bertindak cepat tanggap: Ketika terjadi suatu peristiwa buruk, orang pesimis mampu bertindak cepat tanggap.
- Meningkatkan rasa percaya diri: Pesimisme defensif dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri.
Dari uraian diatas, kita sudah bisa pahami apa yang dimaksud Bachrun bahwa pemimpin harus pesimis. Maka menjadi relevan atas kecilnya ruang viskal APBD Muna, dengan begitu Bachrun sudah menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan APBD lewat program JATI (Jagung, Ternak, Ikan).
Penulis: Hasrul
0 Komentar