Ticker

6/recent/ticker-posts

Tudingan Guru Honorer Dapodiknya Non-Aktif Karena Politik Tidak Benar, Berikut Faktanya

Firal pemberitaan seorang guru honorer disalah satu lembaga pendidikan data pokok pendidikan (Dapodik) nya di non-aktifkan.

Sebut saja Sartika, adalah tenaga pendidik (Guru) yang mengajar di Sekolah dasar (SD) Negeri 2 Kabangka Kab. Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Dapodiknya tidak aktif lagi.

"Katanya, ihwal penonaktifan dirinya sebagai honorer di Sekolah tersebut disinyalir karena suaminya mendukung salah satu pasangan calon (Paslon) Bupati Muna jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) bulan November 2024 mendatang.

Seperti dikutip dari salah satu Media daring (Dalam jaringan) Penasultra.id, Sartika mengemukakan bahwa ia tidak tahu menahu penyebab Dapodik nya non-aktif.
Saya juga kaget, tiba-tiba Dapodik saya dinonaktifkan. Padahal, setiap hari saya mengajar. Mungkin gara-gara suami saya mendukung pak Rajiun (Calon Bupati) sehingga Dapodik saya non-aktif, ujar Sartika dikutip dari Media Daring tersebut.

Terkait hal itu, Kepala SDN 2 Kabangka La Ganefo, S.Pd. angkat bicara dan membantah semua pernyataan guru honor Sartika.

Dikonfirmasi Nusantarainfo.id pada Selasa, 1 Oktober 2024. Ganefo membeberkan dengan jelas, bahwa tuduhan Sartika tidak benar penyebab penonaktifan dirinya sebagai honorer akibat dari suaminya mendukung Paslon Bupati Muna.

"Kata Ganefo, Sartika ini ialah pengganti guru yang telah meningal dunia di SDN 2 Kabangka. Statusnya hanya sementara, menggantikan guru tetap (ASN) karena meninggal.

Sambil menunggu guru tetap pengganti guru yang telah meninggal, Sartika diizinkan mengambil jam mengajar di SDN 2 Kabangka dengan catatan, pabila sudah ada guru tetap (ASN) maka Sartika otomatis kehilangan jam, sambung Ganefo.

Itu sudah disepakati antara Sartika dengan pihak SDN 2 Kabangka, tertuang dalam notulen rapat. Ada notulen rapatnya tentang ini, terang Ganefo.

Lebih lanjut Ganefo menjelaskan, beberapa saat berlalu, datanglah guru negeri (ASN) di SDN 2 Kabangka bermohon untuk mengajar. Dia adalah Asurdin, S.Pd., sebelumnya mengajar di SDN 5 Kabangka.

Asurdin datang menghadap dikarenakan jarak tempuh Sekolah dari rumahnya teramat jauh, mengingat dirinya sedang sakit habis mengalami kecelakaan. Sementara rumah Asurdin dengan SDN 2 Kabangka amat dekat, sebut Ganefo.

Asurdin ini habis kecelakaan, kesehatannya belum pulih total. Lengan kanannya keseleo sehingga tidak dapat menunggangi sepeda motor, tambahnya lagi.

Namun, kami pihak SDN 2 Kabangka tidak serta merta mengakomodir permintaan Asurdin. Terlebih dahulu kami bermohon di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Muna untuk permintaan pindah mengajar guru Asurdin. Alhamdulillah Asurdin, diperbolehkan pindah mengajar dari SDN 5 Kabangka ke SDN 2 Kabangka, jelasnya.

Tidak berakhir sampai disitu, Kepala Bidang (Kabid) GTK (Komunitas guru dan Tenaga kependidikan) La Ode Sarmin saat dihubungi menyampaikan, kemelut guru honor di SDN 2 Kabangka itu sejujurnya biasa saja. Selain memang dibenarkan oleh mekanisme juga dapat dimungkinkan berdasarkan kondisi Sekolah.

Kalau Sekolah membutuhkan tenaga honorer ya silahkan. Tidak membutuhkan juga, itu hak masing-masing Sekolah. Sebab, guru honor yang mengajar di Sekolah itu dibiayai oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), tutur Sarmin.

Jadi menurut Sarmin, tenaga honor tidak bisa ngotot harus mengajar di Sekolah. Tergantung kondisi keuangan Sekolah dalam hal ini dana BOS.

Memang harapan semua Sekolah, tenaga pendidiknya berstatus ASN atau P3K. Karena, gajinya tidak dibebankan kepada Sekolah. Sementara guru honor menjadi beban Sekolah gajinya, beber Sarmin.

Saya juga belum tahu secara pasti, sejak kapan guru honor yang protes tersebut data Dapodiknya non-aktif. Sebab, itu tentang singkronisasi data antara operator Sekolah dan operator Dikbud. Kalau data Dapodik Sekolah yang masuk ke operator Dikbud sudah tidak ada namanya (Sartika), sudah pasti ia non-aktif, pungkasnya.

Nanti kita cek, kalau masih ada ruang untuk mengajar akan dikembalikan. Tetapi lagi-lagi secara tegas saya mengatakan, ini tidak ada hubungannya dengan politik, ungkap Sarmin.

Berita yang beredar itu juga mestinya konfirmasi dulu ke kami atau pihak Sekolah, agar kesannya tidak tendensius. Sampai digiring keranah politik itu tidak elok, timpalnya. "Hasrul"

Posting Komentar

0 Komentar