Penyebutan Muna sebagai barata ke Sultanan Buton berakhir di pelantikan Yang Mulia (YM) Sjamsul Qamar sebagai Sultan Buton Ke-41 Jumat kemarin, 18 Oktober 2024.
Melalui Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Kab. Muna La Ode Riago mengatakan, momentum pelantikan Sultan Buton ke-41 merupakan hari bersejarah bagi masyarakat adat Kerajaan Muna.
Pasalnya, saat PJ Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto membacakan teks pelantikan, Muna tidak lagi diposisikan sebagai Barata Buton melainkan sejajar dengan Raja-raja dan Sultan di Nusantara (Indonesia).
Lebih lanjut La Ode Riago menjelaskan, Barata yang disebutkan PJ Gubernur Andap adalah Barata Kaledupa, Barata Kulisusu, Barata Tiworo dan Barata Wanse.
Sebelumnya memang, Muna selalu dianggap sebagai Barata Buton. Padahal faktanya tidak. Maka lewat diskusi panjang dengan pihak Kesultanan Buton berdasarkan rujukan sejarah, kemudian melahirkan kesepakatan bahwa Kerajaan Muna bukanlah Barata Kesultanan Buton, ungkapnya.Fakta sejarah kan jelas, Kerajaan Muna tidak pernah dijajah oleh Kesultanan Buton. Hubungan keduanya merupakan persaudaraan, tidak pernah bertikai atau perang.
Buktinya, Sultan pertama di tanah Buton yang bergelar Sultan Murhum Khalifatul Khamis kan orang Muna. Putra dari Raja Muna Sugi Manuru, beber La Ode Riago.
Sebelum pelantikan ini terjadi, saya sudah sampaikan kepada pihak Kesultanan Buton dalam hal ini panita penyelenggara pelantikan Sultan Buton bahwa jangan ada lagi mempersepsikan Kerajaan Muna sama dengan Empat Barata di tanah Buton. Sebab, Kerajaan Muna belum pernah dijajah oleh Kesultanan Buton, tambahnya.
Dan Alhamdulillah saat pelaksanaan pelantikan, Kerajaan Muna posisinya ditempatkan sejajar dengan Raja-raja dan Sultan se Nusantara, ujar La Ode Riago.
Jadi polemik yang selama ini berhembus, berakhirlah sudah di acara pelantikan Sultan Buton yang ke-41. Bahwa Muna bukanlah Barata Buton, hanya Kulisusu, Kaledupa, Tiworo dan Wanse Barata disana (Buton), jelasnya.
Rektor Universitas Karya Persada Muna (UKPM) Prof. Dr. Ir. Usman Rianse yang juga anggota MAKN menuturkan, Muna dianggap sebagai Barata Buton hanyalah politik Belanda dimasa itu untuk memecah persatuan antara Muna dan Buton.
Apapun itu, yang jelas sekarang sudah clear. Tidak ada lagi istilah Muna adalah Barata Buton, semua sudah berakhir, kata Usman Rianse saat dijumpai di bilangan Kota Raha Sabtu, 19 Oktober 2024. "Hasrul"
0 Komentar