Ticker

6/recent/ticker-posts

Buntut Keluarga Pasien Mengamuk, Pihak RSUD Muna Harap Keluarga Pasien Patuhi Prosedur

Baru-baru ini, tranding dijagat maya tentang seseorang marah-marah di Rumah sakit umum daerah (RSUD) Muna dr. H. LM. Baharuddin, M.Kes.

Aksi kemarahan tersebut terekam fidio kemudian diunggah di Facebook. Walau banyak komentar didalamnya, tidak satupun menyebutkan secara detail apa penyebabnya.

Sehari peristiwa itu berlalu, pihak rumah sakit akhirnya memberi penjelasan kepada sejumlah awak media pada Sabtu malam, 7 September 2024.

Atas nama direktur RSUD Muna dr. Muhammad Marlin melalui Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha, Wa Ode Muslimat, S.Kep, Ners. mengemukakan, orang yang pernah mengamuk dirumah sakit merupakan keluarga pasien yang meninggal dunia hari Jumat kemarin.

Pasien yang telah meninggal dunia tersebut berumur 73 tahun, berinisial "NG, diketahui mengidap penyakit komplikasi antara lain hipertensi dan diabetes melitus, ujar Wa Ode Muslimat.

Sebelumnya, pasien juga pernah dirawat karena stroke. Kemudian masuk kembali pada Rabu malam, sambungnya.

Wa Ode Muslimat menyayangkan, perekaman fidio yang dilakukan seseorang terhadap keluarga pasien yang mengamuk di rumah sakit, lalu disebar di sosial media (Sosmed) tidak dengan keterangan yang sebenarnya. Seolah-olah, pihak rumah sakit salah, ucapnya.

(Iklan) Calon Bupati-wakil Bupati Muna

Padahal kata Wa Ode Muslimat, peristiwa itu terjadi karena keluarga pasien tidak dapat mengontrol emosinya dan menuding negatif pihak rumah sakit.

Lebih lanjut, pasien (Alm) ini semula ditangani di Instalasi gawat darurat (IGD) oleh dokter. Beberapa saat kemudian, pasien dipindahkan diruang flamboyan, katanya.

Kondisi pasien saat itu mulai kritis, pasien tidak bisa makan dan minum, lalu dilapor ke dokter dan beliau menyarankan untuk melakukan tindakan medis dengan memasang selang NGT (nasogastric tube). Tetapi keluarga pasien menolak, urai W Ode Muslimat.

Ia kembali menjelaskan, penolakan tindakan medis dari keluarga pasien tertuang dalam surat pernyataan hitam diatas putih. Termasuk lainnya, yakni menolak pemberian bantuan oksigen.

Kami, dalam hal ini pihak rumah sakit senantiasa berbuat maksimal melayani pasien. Namun pasien juga harus memahami tentang prosedur rumah sakit, tuturnya.

"Yang terjadi hari itu kata Wa Ode Muslimat, keluarga pasien sudah melampaui batas prosedur. Dia teriak-teriak mencari dokter, sudah tidak melalui petugas (Perawat) yang berjaga.

Tindakan tersebut tidak patut, mengingat rumah sakit banyak yang sedang dirawat. Dengan marah-marah, pastilah mengganggu pasien lain, ucap Wa Ode Muslimat.

Mudah-mudahan ini tidak berulang lagi, harapnya. "Hasrul"

Posting Komentar

0 Komentar