Ticker

6/recent/ticker-posts

Editorial!! Pilkada Muna 2024 Kian Dekat, Masalah Belum Selesai

Pilkada bukan euforia semata!! 
Rabu, 1 Mei 2024.

Tidak lama lagi atau November 2024 mendatang, Pemilihan calon Kepala Daerah digelar secara serentak. Momentum Lima tahunan ini akrab disebut sebagai pesta rakyat. Benarkah Pesta Rakyat !?? Sebentar akan terjawab.

Pada kesempatan ini titik fokus kita adalah Kabupaten Muna.

Daerah yang terbentuk sejak tanggal 20 Maret 1958 ini, sebagai pilar berdirinya Provinsi Sulawesi Tenggara bersama 3 wilayah lainnya yakni Kendari, Buton dan Kolaka. Anehnya, sering waktu berjalan hanya Muna yang masih terbelakang.

Padahal, setiap Lima tahun masyarakat sudah memilih pemimpin. Namun belum juga mampu menjadikan Muna sejajar dengan Daerah lain.

    • Jangankan di Indonesia secara general, skala Provinsi Sulawesi Tenggara saja Muna masih jauh tertinggal. Hal itu ditinjau dari adanya kesenjangan sosial seperti pembangunan infrastruktur yang tidak merata dan memadai, angka pengangguran yang terus meningkat hingga berdampak pada kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara kurun waktu 1 tahun terakhir (2023), presentase jumlah masyarakat miskin di Muna mencapai angka 14,07%. Angka tersebut berada diposisi teratas dibandingkan Daerah lain.

Ironisnya, betapa banyak rumah tangga yang tidak mampu menyekolahkan anaknya diperguruan tinggi. Berapa banyak pelaku UMKM harus gulung tikar. Itu tentang kemiskinan, belum lagi soal infrastruktur. Coba lihat ruas-ruas jalan Kabupaten yang dibiarkan hancur, drainase yang rusak parah dan ancaman kekeringan mata air Jompi melanda kurangnya pasokan air.

Tengok lah juga terminal Laino, arealnya penuh dengan kubangan, genangan air (becek) berkepanjangan terjadi disana walau hanya sehari hujan turun.

Fakta lainnya adalah kita belum melihat orang Kendari, Kolaka dan Buton datang menjadi pekerja kuli di Muna. Sebaliknya, kita menyaksikan orang-orang Muna menjadi kuli didaerah orang. Ini akibat dari minimnya lapangan kerja dimuna.

Lalu pantaskah kita menyebut Pesta Rakyat?? Lebih tepatnya kesedihan Rakyat, Pemimpin akan berganti lagi sementara problem dasar (Fundamental) belum terpenuhi. Sudah terjawab bukan!!?? Nantikan Editorial berikutnya. "Hasrul Liana"

Posting Komentar

0 Komentar