Beberapa saat belakangan, kita tentu masih ingat terkait dengan Gubernur Papua Lucas Enembe yang masuk dalam pusaran kasus tindak pidana korupsi.
"Lucas Enembe berhasil dibidik KPK atas kasus Suap dan Gratifikasi, hingga dijadikannya tersangka oleh KPK. Proses hukum Gubernur Papua tidak semudah Pejabat lainnya yang terjerat kasus Korupsi, dia Lucas Enembe beberapa kali di panggil penyidik KPK selalu mangkir."
Lantas apa jadinya ketika Ketua KPK Firli Bahuri menjabat tangan Lucas Enembe di kediamannya ?
Peneliti ICW Kurnia menanggapi momen tersebut, Ketua KPK tidak mesti harus datang di rumah pribadi Gubernur Papua Lucas Enembe. Yang hadir cukup tim penyidik dan tim medis, kita tau bahwa Lucas Enembe dikabarkan sakit. Dengan alasan itu dirinya tidak menghadiri panggilan penyidik KPK.
"Lalu buat apa Firli Bahuri datang kerumah Lucas Enembe!? imbuh Kurnia dengan nada tanya keheranan. Sementara, Undang-undang KPK yang baru tidak lagi dimaksudkan bahwa Pimpinan KPK itu juga dapat bertindak sebagai penyidik, itu sudah jelas tertuang dalam Pasal 21 Ayat (1) Undang-Undang KPK, sebut Kurnia."
Saya benar heran tidak habis pikir, apa urgensi Firli Bahuri harus datang ke rumah Lucas Enembe. Apalagi dimomen pertemuan itu menunjukan Ketua KPK Firli Bahuri dan Gubernur Papua Lucas Enembe sedang berjabat tangan dengan erat dan hangat. Tidak elok seorang Pimpinan tinggi KPK harus bersikap semacam itu, sebab tidak ada hal mendesak menjadikannya harus datang. Kan ada penyidik dan tim dokter, cukuplah mereka saja yang memastikan Gubernur Papua untuk di periksa, kata Kurnia (4/11/2022) dalam jumpa persnya.
Adapun momen pertemuan keduanya; Ketua KPK Firli Bahuri dan Gubernur Papua Lucas Enembe adalah foto berikut;
 |
| Foto by Dokumentasi tim hukum dan advokasi Lucas Enembe, melalui kompas.tv |
0 Komentar