Ticker

6/recent/ticker-posts

Dari Sekolah Satap Berubah Jadi Sekolah Reguler, Simak Kisah Perjuangan Kepala SMPN 2 Maginti

 

Usianya masih muda, latar belakang seorang Guru, kemudian mengawali karirnya dari pelaksana Kepala Sekolah hingga resmi dilantik menjadi Kepala Sekolah defenitif.

"Hasrun, S.Pd., M.Pd. adalah Kepala Sekolah tersebut pada urayan diatas. Di hadapan Nusantarainfo Rabu 26 Oktober 2022, Hasrun Kepala SMPN 2 Maginti Kab. Muna Barat (Sultra) menceritakan dirinya sejak pertama kali tiba ditempat tugasnya (SMPN 2 Maginti)."

Sebelum lanjut, sekilas media ini menyampaikan bahwa SMPN 2 Maginti dahulu bernama Sekolah Satap. Lalu belum lama Nusantarainfo mengetahui bahwa Sekolah tersebut telah berubah dari satap jadi Sekolah Reguler, dan atas dasar ini akhirnya Nusantarainfo berkunjung.

Begitu sampai, detak kagum melihat Sekolah yang tertata rapih, bersih, panoramanya indah tidak seperti Sekolah Satap pada umumnya yang kita jumpai selama ini. Setelah beberapa menit kemudian, media ini menuju kantor Sekolah langsung berjumpa dengan Kepala Sekolah.

Ya, seperti sesumbar orang berkata yaitu Kepala SMPN 2 Maginti ramah dan Sholeh, maka tidak heran media ini disambut dengan baik. Tidak ada pertanyaan lain juga tanpa basa basi, Nusantarainfo langsung bertanya "Bagaimana ceritanya Sekolah ini dari Satap menjadi Sekolah reguler"

"Hasrun: Sebelum menjawab pokok pertanyaan itu, saya ingin menceritakan rentetan awal sejak pertama kali masuk bertugas disini yang telah diberi amanah oleh Pemerintah Daerah Muna Barat. Tahun 2019 tepat bulan Oktober, saya di daulat menjadi Kepala Sekolah SMPN 2 Satap Maginti. Sesampainya disini waktu itu, hari pertama saya lakukan perkenalan diri dan menyusuri lingkungan Sekolah serta ruang-ruang Kelas."

Besoknya, saya kumpulkan semua Guru untuk mengetahui lebih dasar tentang kondisi Sekolah dan sejauh mana perkembangan nya. Dalam rapat yang santai, Satu per satu Guru mengemukakan problem Sekolah ini dan tidak ada lain, Sekolah ini hanya jalan ditempat tidak ada kemajuan bahkan mengalami kemunduran semakin jauh tertinggal, padahal sudah Empat kali berganti Kepala Sekolah.

Bayangkan saja, Sekolah ini di dirikan pada tahun 2011 dengan jumlah peserta didik hanya 50 an orang pada saat saya masuk 2019. Bahkan, diwaktu yang bersamaan situasi Sekolah dalam keadaan genting, Siswa yang masuk sudah tidak seperti jumlah yang ada, banyak yang tidak masuk hingga pindah ke Sekolah lain. Itu akibat dari Sekolah ini masih Satap, momoknya Satap itu merupakan Sekolah yang tidak di dukung dengan berbagai fasilitas lengkap dan memadai sebagai penunjang proses pembelajaran, akhirnya masyarakat enggan menyekolahkan anaknya disini.

Mendengar banyak problem yang disampaikan oleh Guru, saya hanya berkata ketika itu "Percayakan saya dan Bissmillah kita kerja bareng-bareng, bantu saya, dukung saya" dan Alhamdulillah semua Guru sepakat. 

"Dengan berbagai upaya perjuangan, masuk tahun ajaran baru 2020/2021 jumlah murid Sekolah ini menjadi 90 orang lebih. Perjuangan tidak berhenti disitu, pada tahun ajaran baru 2021/2022 jumlah murid meningkat menjadi 108 orang. Alhamdulillah dengan dasar ini sudah memenuhi syarat untuk merubah status Sekolah satap untuk menjadi Sekolah reguler. Penuh perjuangan yang tidak mudah dari Daerah sampai di Kementrian, akhirnya tahun ini 2022 Sekolah Satap kini menjadi SMPN 2 Maginti dengan jumlah murid sekarang sebanyak 118 orang, beber Hasrun."

Hasrun juga mengungkapkan, secara berangsur serta fondasi Fisi-misi, perubahan Sekolah ini nampak. Mulai dari bangunan infrastruktur dengan fasilitas pendukung yang memadai seperti komputer, juga banyak program padat pembelajaran yakni kegiatan intra Sekolah dan Ekstrakurikuler.

Program pembelajaran yang padat itu juga berhasil, terbukti baru-baru ini berhasil mendapatkan gelar juara 3 lomba olimpiade matematika tingkat SMP se- Kab. Muna Barat. Lalu dikegiatan lomba olah raga, Alhamdulillah juga dapat juara 3 tingkat Kabupaten, sebut Hasrun.

Kurang lebih 2 jam bersama, kumandang Azan berbunyi pertanda bada Zuhur telah tiba akhirnya Hasrun mengajak media ini untuk Sholat Zuhur berjamaah. Seketika media ini berujar, memangnya Sekolah ini ada Musholah. Bukan, kami menggunakan ruangan gedung Sekolah untuk Sholat berjamaah, kami belum memiliki Musholah. Kendati demikian Saya sudah programkan, Sholat Dhuha dan Sholat Zuhur berjamaah. Ini menjadi pembiasaan yang rutin, tidak hanya Sholat melainkan mengaji.

Usai Sholat Zuhur berjamaah, Kepala SMPN 2 Maginti mengajak media ini untuk menyaksikan pembangunan Sekolah yang sudah dilakukan nya. Dari bangunan, gedung Sekolah hingga lapangan olahraga dan fasilitas lainnya.
Diakhir perjumpaan, waktu juga menuju sore hari, Hasrun berpesan agar Sekolah ini mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak. Sebab masih membutuhkan sentuhan, semisal bangunan Pagar Sekolah dan juga dapat dibangunkan Musholah untuk kegiatan ibadah SMPN 2 Maginti.



Posting Komentar

0 Komentar