Penerima manfaat adalah mereka yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kementerian ESDM menyebutkan, setiap rumah tangga miskin akan menerima satu kompor listrik gratis dengan dua tungku, satu alat masak, dan satu alat MCB (miniature circuit breaker) atau meteran listrik yang khusus untuk kompor listrik.
Dikutip dari Kompas.com Sekretaris Jendral Kementrian ESDM Rida Muliyana menjelaskan, pada dasarnya nilai paket pembagian kompor listrik pemerintah yanggratis tersebut sebesar Rp 1,8 juta karena masing-masing tungku berukuran 800 watt, namun nantinya salah satu tunggu akan dinaikkan menjadi di atas 1.000 watt.
Lantas, apakah hemat biaya ?
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan dalam Rapat Dengar Pendapat RDP bersama komisi VII DPR RI pada 14/9/2022 bahwa, penggunaan kompor listrik ini lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor elpiji 3 kg.
Penggunaan kompor listrik disimulasikan sbb;
Biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen dibanding dengan penggunaan elpiji subsidi, misalnya harga senilai Rp 19.698 per kg, dengan harga subsidi elpiji sebesar Rp 4.250 per kg. Kemudian rantai pasokan ke masyarakat harga elpiji mencapai Rp 5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi senilai Rp 15.448 per kg.
Sedangkan, harga kompor listrik senilai Rp. 11.792 per kg listrik ekivalen dengan sekitar 7,18 Kwh. PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen Rp 4.550 yang dibayar masyarakat. Jadi, per kalori memasak dibandingkan dengan elpiji akan lebih hemat Rp.720.
Masyarakat tidak perlu khawatir !
Program pemerintah tentang konversi elpiji ke kompor listrik induksi 1.000 watt dipastikan tidak akan menambah beban biaya. Sebab, penggunaan listriknya menggunakan jalur khusus yang berbeda dengan daya listrik yang terpasang oleh pengguna. Program ini rencanannya akan di uji coba sebagai tahap awal yakni wilayah Bali, Solo, dan Sumatra.
0 Komentar