Adalah La Oti, S.Pd.SD. Kepala UPTD SDN 9 Parigi, menceritakan bagaimana dirinya berjuang dari awal hingga akhirnya berhasil lulus masuk pada Sekolah Penggerak Kurikulum Merdeka belajar oleh Kemendikbudristek.
Dihadapan media ini 9/8/2022 La Oti berucap, jujur saja pertama kali mendengar kebijakan Kurikulum terbaru Mentri Nadiem Makarim saya kurang yakin bisa masuk kedalamnya. Pasalnya, jumlah Sekolah untuk Seluruh Indonesia luar biasa banyaknya, terkhusus lagi Kab. Muna ada ratusan jumlah Sekolah dari semua jenjang.
Memang, program terbaru ini Mentri Nadiem membuka ruang lebar siapa saja boleh masuk dan mendaftarkan diri. Atas hal itu kemudian saya mencoba untuk daftar di kurikulum merdeka belajar. Setelah mendaftar saya masih pesimis, bagaimana tidak Sekolah kami jauh dari pusat kota tertua saja pasokan jaringannya kurang memadai, karena seleksi kompetensi Sekolah penggerak menggunakan sistem daring.
Namun saya tetap mencobanya, dan meminta dukungan serta doa dari seluruh Guru di Sekolah SDN 9 Parigi. Tibalah waktunya hari dimana seleksi dimulai, saya sudah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. Dihadapan penguji, saya menjawab tiap yang ditanyakan dan rasanya menggembirakan hingga yakin mulai muncul. Setelah proses wawancara, masuk pada fase menjawab soal yang tidak sedikit jumlahnya, Bissmillah saya berucap dalam hati.
Ada satu yang menarik dalam menjawab soal yang diberikan, yaitu komponen jumlah kata yang digunakan. Uraiyan jawaban tidak boleh melebihi 100 kata, sehingga dibutuhkan ketelitian dalam waktu yang terbatas. Setelah semuanya selesai, Kemendikbudristek mengumumkan hasil dan Alhamdulillah SDN 9 Parigi lulus sebagai Sekolah Penggerak.
Sebagai tugas wajib implementasi Kurikulum Merdeka belajar, kami sudah melaksanakan beberapa kegiatan mulai DKP dan IHT sudah kami selenggarakan.
Alhamdulillah SDN 9 Parigi siap menyongsong kesuksesan penerapan Kurikulum Merdeka belajar, ujar La Oti.
0 Komentar