Ticker

6/recent/ticker-posts

Semangat Ingin Perubahan, 3 Sekolah ini Lolos Jadi Sekolah Penggerak Meski Pasokan Internet Kurang

 

Adakan kegiatan Seminar In House Training (IHT), Tiga Sekolah Wilayah terpencil Kab. Muna Prov. Sulawesi Tenggara dilaksanakan disatu tempat.

Kurikulum Merdeka telah mulai memasuki tahapan penerapan, wujud nyata dalam rangka mencapai kebijakan ini, Kementrian Pendidikan Repoblik Indonesia melakukan penjaringan atau seleksi kepada Sekolah untuk semua jenjang di seluruh tanah air.

Seperti pada pemberitaan sebelumnya, Kab. Muna hanya ada 11 Sekolah Dasar (SD) dan 3 SMP yang berhasil lolos menjadi Sekolah Penggerak Program Mentri Nadiem itu.

Menariknya, seleksi Sekolah Penggerak ini tidak semudah yang dibayangkan, penuh dengan perjuangan dan tantangan. Bagi Sekolah lain pada umumnya, untuk mengikuti proses seleksi mungkin mudah sebab dipasok oleh jaringan internet dan listrik yang memadai, tetapi tidak untuk 3 Sekolah ini.

Jauh dari pusat Kota, berada di wilayah pesisir dan terpencil ditambah dengan akses jalan yang amat memprihatinkan, tiga Sekolah ini berhasil masuk di gelombang pertama seleksi kompetensi Sekolah Penggerak oleh Kemendikbud RI.

Tiga Sekolah yang dimaksud adalah, SDN 1 Pasikolaga Kec. Pasikolaga Kab. Muna, SDN 1 Pasir putih Kec. Pasir putih, SDN 5 Pasir putih Kec. Pasir putih.

Hari ini Kamis 7 Juli 2022, Sekolah tersebut menyelenggarakan kegiatan In House Training yaitu Implentasi Hasil Pelatihan komite Pembelajaran. Kegiatan yang dimulai sejak tanggal 4 Juli lalu berlangsung disatu tempat kegiatan yaitu di SDN 1 Pasikolaga dan hari ini agenda penutupan materi inti.

Kegiatan dimotori langsung oleh masing masing kepala Sekolah yakni, La Ode Misbahu Tonda, S. PD., M. Pd. Kasek SDN 1 Pasikolaga, Yokadas, S. Pd., M. Si. Kasek SDN 1 Pasir putih, La Ode Abdul Anis, S. Pd. Kasek SDN 5 Pasir putih. Jumlah pserta kegiatan secara keseluruhan yaitu sebanyak 34 orang.

Kepala Sekolah SDN 1 Pasikolaga La Ode Misbahu Tonda mengungkapkan, kegiatan ini kami adakan satu tempat sebab mengingat letak geografisnya tiga sekolah ini berada disatu wilayah sebrang Kab. Muna. Jarak antara satu dan lainnya tidak cukup berjauhan karena bersampingan kecamatan.

Pada saat keluar hasil pengumuman dari Kemendikbud menyatakan Sekolah Kami Lolos sebagai Sekolah Penggerak Kurikulum Merdeka, akhirnya kami berembuk merencanakan kegiatan yang diwajibkan ini untuk diadakan satu tempat dan disepakati di SDN 1 Pasikolaga.

Ini juga merupakan efisiensi waktu yang sangat baik, sebab peserta dapat menyerap materi yang dibawakan oleh kami tiga pemateri sekaligus, sambung La Ode Abdul Anis Kasek SDN 5 Pasir putih. 

Kami bertiga ini akan terus berkolaborasi untuk menyukseskan kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim, melalui program Kurikulum Merdeka, ungkap Yokadas Kasek SDN 1 Pasir putih ikut menambahkan.

Dalam sesi wawancara bersama NusantaraInfo, Misbahu Tonda tidak memungkiri bahwa guru peserta pelatihan tidak langsung dapat memahami secara keseluruhan, namun kami tidak akan berhenti hanya di agenda IHT ini tetapi kami akan selalu proaktif memberikan ilmu yang sudah kami dapati dari kegiatan Diklat Kemendikbud melalui Daring (dalam jaringan). Prinsipnya sampai mereka bisa memahami betul tentang kurikulum merdeka.

Tentu saja publik akan heran dan kagum, bagaimana bisa wilayah yang cakupan jaringan internetnya terbatas, bisa lolos dalam seleksi ujian kompetensi yang diadakan secara Virtual itu.

Mendengar itu, Yokadas tersenyum lalu menjawab Saya kalau mengingat itu masih geleng kepala dan sering tersenyum sendiri. Bagaimana tidak, pada saat ujian jaringan internet saya sering hilang koneksi, saya selalu berupaya mencari sumber jaringan yang bisa mendukung bahkan sampai meninggalkan rumah memikul Laptop dan duduk disamping rumah warga yang dijangkau oleh jaringan internet. Orang bertanya sedang apa saya tidak memperdulikan, saya hanya terfokus pada tujuan saya untuk lolos dalam seleksi.

Senada dengan kepala sekolah lainnya yang saling bersahutan, ironisnya lagi cuaca pada saat itu tidak mendukung pula yaitu hujan sampai saya basah dan Alhamdulillah berkat perjuangan yang keras berhasil lolos, tutur Misbahu Tonda.

Kemudian media ini menanyakan, apa langkah selanjutnya setelah lolos sebagai Sekolah Penggerak ? Misbahu Tonda menyatakan, kami bertiga ini punya tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu tidak hanya menjadikan sekolah kami sukses, melainkan kami akan mendorong dan memberikan motifasi kepada Sekolah lain agar bisa lolos sebagai Sekolah Penggerak, Kami sudah membentuk tim pemandu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada sekolah lain dan itu telah kami laporkan di Dikbud Kabupaten.

Saat ini kami bangga dan bersyukur telah lolos, karena kurikulum merdeka ini akan berlaku secara menyeluruh dan kurikulum baru ini memang lebih baik dari sebelum sebelumnya. Namun, kami juga punya harapan kepada pemerintah Daerah Kab. Muna agar memfasilitasi kami terkait akses jaringan internet dan listrik, juga kalau bisa jalan penghubung kesekolah dapat diperbaiki sebab semuanya itu adalah penunjang meningkatkan mutu pendidikan.

"Berikut foto kegiatan berlangsung dan setelah selesai"






Posting Komentar

0 Komentar