Harga minyak sawit mentah (CPO) Malaysia telah mengalami penurunan drastis, sebelumnya sempat mencapai harga tertinggi RM 6.632 (US$ 1.506,25) per ton, saat ini melorot 22% menjadi hanya RM 4.922 (US$ 1.117,42) pada Senin (27/6/2022), menyirnakan seluruh keuntungan yang pernah didapat tahun ini.
Infosawit.com mengabarkan, Pabrik kelapa sawit di Malaysia membeli tandan buah segar (TBS) sawit berdasarkan harga rata-rata CPO bulanan - saat ini sekitar RM 6.200 (US$1.408,13) per ton- tetapi menjual hasil minyak yang telah di proses berdasarkan harga pasar harian.
Tidak ada pabrik yang mampu membeli tandan buah segar sawit dengan harga ini," kata Presiden Asosiasi Pabrik kelapa Sawit Malaysia (POMA), Steven Yow dilansir Reuters.
Harga CPO di Bursa Berjangka di Malaysia menguat akibat tekanan pasokan minyak nabati global yang disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja, konflik Rusia-Ukraina, dan larangan ekspor dari Indonesia.
Namun harga kontrak CPO melorot setelah Indonesia mengakhiri larangan ekspor dan berusaha untuk meningkatkan ekspor, yang memicu fluktiasi harga CPO di pasar minyak nabati.
Dilansir channelnewsasia, dengan harga CPO saat ini, pabrik di Malaysia - yang sudah menghadapi kekurangan tenaga kerja dan biaya input yang tinggi - akan kehilangan potensi keuntungan sekitar RM 150.000 (US$ 34.067,68) untuk setiap 100 ton CPO yang diproduksi, lantaran harga CPO yang terus melorot hingga RM 4.700 per ton.
Yow mengatakan, pabrik yang telah menyerahkan hasil CPO sesuai kontrak telah berhenti menerima tandan buah segar (TBS) sawit dari pemasok hingga harga normal. Penghentian dapat berkisar satu minggu. "Situasi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam 35 tahun terakhir," katanya.
0 Komentar